Sagu Papua dibuat menggunakan bahan pohon Rumbia yang dikuliti bagian batangnya. Lalu ditempa hingga hancur menjadi serabut kayu. Semua prosesnya tidak menggunakan mesin, hanya menggunakan alat seadanya saja.
Sagu tak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat di Papua. Sebab, sagu layaknya panganan wajib bagi mereka baik untuk makan berat maupun camilan. Bahan pokok bagi warga lokal ini pun sering diolah menjadi beragam jenis penganan. Misalnya Papeda dan Sagu kue alias Ssagu yang dibakar menjadi makanan ringan.
Sagu sejatinya berbahan dasar seperti tepung. Pengolahannya memakan waktu yang lumayan panjang. Prosesnya pun manual dan tak instan, bahkan tidak menggunakan mesin. Di pedalaman Papua Barat, secara khusus di Kampung Numbrak, Distrik Bikar, Tambrauw, masyarakat memproses sagu secara terbuka.
Di kebun sagu, terlihat aktivitas sebuah keluarga yang tengah memproses sagu. Para pengolah sagu itu sedang sibuk memproses pohon rumbia. Ya, sagu khas Papua itu berasal dari pohon bernama Rumbia.
Di bagian paling depan kebun itu, seorang laki-laki terlihat sedang menguliti batang pohon rumbia. Bagian dalam pohon itu ditempa menggunakan kapak kayu hingga hancur. Bagian yang hancur ini membentuk serabut. Konon, pohon Rumbia yang ditebang menjadi sagu dipilih yang sudah tua. Usia pohon itu kira-kira 7 tahun.
Lalu, serabut kayu Rumbia dicampur dengan air, dan diperas seperti sedang membuat santan. Pekerjaan ini biasanya dikerjakan seorang mama, yang memeras bubuk bakal sagu tersebut di atas papan. Airnya akan mengalir melewati pipa kayu. Lalu, air tersebut ditampung di sebuah wadah untuk didiamkan beberapa hari.
Cairan ini nantinya yang akan mengental. Bagian yang mengental ini akan dipanaskan. Wujudnya mirip jenang alias penganan khas Pulau Jawa. Nantinya, cairan kental itu akan dimasak dan diaduk terus-menerus hingga membentuk kristal. Hasil akhirnya akan menjadi bubuk sagu.
Di hutan itu, biasanya juga sudah ada sagu yang matang dan telah diolah. Sajian berupa bubuk sagu yang dimasukkan di bilah-bilah bambu. Sagu di dalam bilah bambu ini dibalut dengan sayuran bernama sayur Gedi. Rasanya seperti daun pepaya.
Sedangkan sagu itu seperti bubuk tepung yang direbus. Gedi dimasak dengan sagu tanpa bumbu apa pun. Rasanya tawar, tapi tetap terasa segar. Gedi dan sagu disantap bersama Singkong atau Kasbi dan ayam hutan yang direbus di dalam bilah bambu.
06 November 2019
Desa Wisata Arborek memang terasa beda. Di desa ini, kita disuguhkan paket liburan lengkap, mulai dari darat, laut hingga keunikan budaya masyarakatnya.
05 November 2019
Zaman sekarang, umumnya orang berlomba-lomba mengosongkan jadwal dan mengamankan tiket pesawat dengan tujuan untuk berlibur di luar negeri. Padahal, negeri sendiri saja belum semua dijelajahi. Daripada harus ribet mengurus paspor, mending ke Papua.
05 November 2019
Biak merupakan pulau kecil yang terletak di Teluk Cendrawasih, Provinsi Papua. Pulau ini punya catatan sejarah khusus yaitu menjadi salah satu arena Perang Dunia Kedua.
22 October 2019
Sebagai Ibu kota Papua, Jayapura memiliki geliat perekonomian yang lebih maju dibanding kota-kota kabupaten lainnya di tanah Papua. Untuk urusan destinasi wisata, Jayapura pun berbenah membuka gerbang buat para turis lokal dan mancanegara yang hendak mengeksplorasi Jayapura.
14 October 2019
Wamena berasal dari bahasa suku Dani, Wa dan Mena yang artinya adalah Babi Jinak.
04 October 2019
Tidak melulu soal Freeport, Kabupaten Mimika juga memiliki kebudayaan unik khas Papua yang patut untuk diselami lebih dalam. Selain menjadikan babi sebagai simbol perdamaian, salah satu suku pesisir Mimika juga memiliki upacara adat Karapao yang hanya dapat Sobat Pesona temui di Indonesia.
05 August 2019
Dikenal dengan Festival Lembah Baliem yang mendunia, Wamena menjadi salah satu destinasi wisatawan domestik hingga mancanegara. Kota ini pun terletak di Lembah Baliem, yang diapit Pegunungan Jayawijaya bagian selatan yang memiliki ketinggian sekitar 1.800 di atas permukaan laut.
04 July 2019
Nabire, ternyata menyimpan jutaan pesona yang mungkin belum kita ketahui atau kunjungi. Sebut saja habitat Hiu Paus di Teluk Cenderawasih, hingga air terjun tertinggi di tanah Papua. Semuanya ada di Kota Nabire.