Namanya memang mirip bika dari Medan, bika ambon. Tapi sama sekali tak ada miripnya. Bika panggang dari Minang ini bertekstur halus bak kue apem, dengan sensasi asap yang eksotik. Cocok untuk menemani kopi kawa di sore yang dingin.
Selama ini, mungkin kita hanya mengenal kue Bika Ambon sebagai salah satu kudapan manis yang khas dari Medan. Tapi ternyata, Padang, Sumatera Barat juga memiliki kudapan dengan nama yang sama. Namun, meski nama serupa, Bika Padang tak memiliki tekstur berlubang mirip sarang tawon. Malah, bika satu ini memiliki tekstur mirip kue apem.
Bika khas Minang ini dibuat dari bahan-bahan yang mirip dengan Bika Ambon, yakni tepung beras, tape singkong, kelapa, garam, gula, santan, dan baking powder. Semuanya dicampur menjadi satu dan didiamkan selama 30 menit. Setelahnya, adonan dibungkus di dalam daun. dan harus dibakar di bara api yang dihasilkan oleh sabut kelapa yang dibakar.
Cara pembakarannya, adonan bika dimasukkan ke dalam wadah cetakan berbahan kaleng yang di bagian atasnya ditutup seng. Di atas seng, batok dan sabut kelapa dibakar bersama arang. Panas yang dihasilkan dari pembakaran itulah yang kemudian membuat adonan bika menjadi matang.
Sensasi Smokey
Bika Padang berwarna putih di kala matang dengan sisi atas berwarna kecokelatan hasil pembakaran. Teksturnya tak berlubang seperti Bika Ambon, melainkan sangat lembut layaknya kue apem.
Begitu matang, kue ini dapat langsung disantap hangat-hangat. Rasanya tak begitu manis dan ada sedikit jejak aroma asap yang menambah citarasa kue hingga menjadi kian eksotis. Bika yang lembut ini paling pas dinikmati sebagai cemilan manis bersama secangkir kopi kawa khas Minang, atau teh di pagi maupun sore hari.
Bila berkunjung ke Bukittinggi, Bika Panggang ini dapat kita jumpai di sepanjang ruas jalan tersebut. Mulai masuk di Kayu tanam, Kabupaten Padang Pariaman hingga Koto Baru Padang Panjang, kuliner khas ini sangat banyak dijual di pinggiran jalan. Jadi tepikan kendaraan sejenak, untuk cicipi kelembutan Bika Padang ini. Dijamin, pengin nambah lagi.
Foto : Fatris MF
27 November 2019
Payakumbuh yang hanya berjarak sekitar 27 km di timur Bukittinggi dan dapat ditempuh dalam waktu 30 menit, sudah lama dikenal sebagai kota kuliner yang justru hidup dan bergairah pada malam hari.
22 November 2019
Jika pada zaman dahulu Teluk Bayur terkenal sebagai kota tambang, sekarang kawasan ini dikenal akan keindahan alamnya. Pasalnya, terdapat tempat wisata yang menyajikan keindahan alam pemandangan kota Padang, salah satunya di Teluk Bayur.
21 November 2019
Sebutan 'Gadang' sendiri diambil dari bahasa Minangkabau yang memiliki arti 'besar'. Sehingga Jam Gadang adalah menara tinggi besar dengan wujud atap seperti rumah khas Minang.
21 November 2019
Eksotisme sudut kota akan menimbulkan kesan cantik yang menarik dalam jepretan kamera foto. Hal tersebut sangat cocok dengan kebiasaan anak muda saat ini yang suka memamerkan foto di media sosial.
30 October 2019
Luak nan tuo, tanah asal segala puak dan nenek moyang orang Minangkabau. Tanah subur berbukit, buminyo lembang aianyo tawa, berlimpah air dan keramahan pada pendatang.
30 October 2019
Kota kecil di Kabupaten Tanah Datar ini terletak di dataran tinggi yang berudara sejuk. Rumah-rumah adat beratap runcing, kampung-kampung yang dalam kitab adat Minangkabau disebut sebagai daerah asal nenek moyang Orang Minangkabau, berjejeran di kaki Gunung Merapi.
14 October 2019
Banyak tempat menginap yang masih berarsitektur Belanda yang akan memberikan nuansa khas dan seru.
29 May 2019
Sawahlunto seperti memiliki lorong waktu. Berkunjung ke Sawahlunto seakan kembali ke awal abad 20.