Menikmati Pesona Gunung Agung di Pura Lempuyang Luhur
07 January 2018Pura merupakan bangunan suci umat Hindu yang mewadahi aktivitas sembahyang sebagai aktifitas utama dan sosialisasi sebagai aktifitas penunjang. Sebagai bangunan suci, Pura merupakan penerapan sebagai konsep-konsep ajaran umat Hindu yang tersusun secara kompleks di dalamnya.
Konsep dasar pembentukan ruang bangunan Pura tersebut antara lain adalah Tri Loka atau Tri Angga dan Tri Hita Karana. Dari konsep itulah bangunan Pura dibagi menjadi tiga bagian halaman yakni Jaba Sisi, Jaba Tengah, dan Jeroan Pura. Penataan ketiga area itu harus dengan pertimbangan filosofi dari suatu ruangan.
Selain Pura Besakih yang letaknya berada di wilayah Karangasem Bali, Anda juga bisa mengunjungi Pura Lempuyang Luhur. Meski tempat ini dianggap sebagai tempat yang sakral bagi penganut agama Hindu di Bali, namun tempat ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung.
Lokasi Pura Lempuyang Luhur ini berada di Bukit Gamongan, pada puncak puncak bukit Bisbis atau Gunung Kembar di desa Purahayu, kecamatan Abang, kabupaten Karangasem. Jaraknya dari kota Amlapura lebih kurang 22 km ke arah utara melalui Tirtagangga menuju desa Ngis di Kecamatan Abang. Dari situ, pengunjung bias belok ke arah timur langsung ke desa Purahayu.
Kata “Lempuyang” sendiri berasal dari kata “lampu” artinya sinar dan “hyang” yang merupakan sebutan untuk Tuhan. Secara harafiah Pura Lempuyangan bias diartikan sinar suci Tuhan. Sesuai letaknya yang di ujung timur, arah terbitnya matahari diharapkan akan memberikan sinar pada alam semesta.
Kata “Lempuyang” dalam bahasa lain berarti sejenis tanaman untuk bumbu memasak, sehingga ada hubungannya dengan nama-nama tempat di sekitarnya, seperti Banjar Gamongan dan Bangle. Kedua nama Banjar itu juga merupakan sebuah tanaman yang bisa dipakai bumbu dapur dan obat.
Pura Lempuyang konon didirikan oleh Rsi Markandeya sekitar abad ke-8 Masehi. Pada saat itu Rsi Markandeya membuat sebuah pesantrian untuk keperluan persembahyangan sekaligus membabarkan ajaran Hindu.
Untuk sampai ke Pura Lempuyang Luhur membutuhkan perjuangan ekstra. Pasalnya, Anda harus melakukan pendakian dengan melawati ribuan anak tangga. Walaupun cukup membuang waktu dan tenaga, namun suasana sejuk dan pemandangan alam Gunung Agung yang memanjakan mata akan mampu membayar rasa letih Anda selama mendaki.
Tak hanya disuguhi keindahan alam, di tempat tersebut Anda akan menjumpai kawanan kera yang sedang asyik bergelantungan di dahan pohon. Meski tempat ibadah umat Hindu ini dibuka untuk para wisatawan, tetap saja ada beberapa hal yang wajib Anda ketahui yakni wanita yang sedang dalam masa menstruasi, ibu menyusui, anak yang belum tanggal gigi susu sebaiknya tidak masuk Pura Luhur Lempuyang.
Larangan lainnya adalah pengunjung wanita tidak diperkenankan menggunakan perhiasan emas, karena masyarakat lokal percaya apabila pengunjung wanita memakai perhiasan emas, maka perhiasan emas tersebut akan hilang secara misterius.
Foto: Sijoriimages/Kadek Raharja
Tags : bali ,wisata bali ,karangasem ,pura lempuyangan ,pura